Keberhasilan
suatu pembelajaran selain ditunjang oleh penggunaan alat peraga/media, juga
dipengaruhi penggunaan metode yang tepat dan penelitian metode yang tepat oleh
guru. Karena kegagalan suatu pembelajaran bisa diakibatkan oleh penggunaan
metode yang tidak tepat dalam menyajikan materi kepada siswa. Dengan
memiliki pengetahuan umum mengenal sifat berbagai metode, seorang guru akan
lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi yang
tepat, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahanan siswa terhadap materi pembelajaran IPS melalui
penggunaan media audio visual dan penerapan metode penemuan di SDN 81/X Pematang Rahim. penggunaan media visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
pada Mata Pelajaran IPS materi
menunjukan jenis, persebaran, dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan
ekonomi. Kemudian penggunaan metode
penemuan dapat membantu siswa yang belum paham tentang materi yang disampaikan
guru dapat menambah pemahaman dengan temannya melalui diskusi penemuan. Peningkatan terlihat bahwa pada siklus 1 dari 20 orang siswa untuk
mata pelajaran IPS, siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas hanya 6 orang siswa
atau 30% dan rata-rata nilai adalah 60,75. Sedangkan pada siklus II, siswa yang
memperoleh nilai 70 ke atas meningkat menjadi 13 orang (65%) dengan rata-rata
nilai 70,75. Selanjutnya untuk siklus III atau terakhir, seluruh siswa
memperoleh nilai 70 ke atas, yaitu sebanyak 20 orang (10%) dengan rata-rata
nilai 80, dengan hasil meningkat.
Kata Kunci : hasil belajar,
metode demonstrasi, media gambar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan
bagi pernannya di masa yang akan datang. Pendidikan mempunyai posisi strategis
dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia . Posisi yang
strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan
mempunyai kualitas.
Kualitas pendidikan dapat diketahui
dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk (Sudjana, 2000:35). Suatu
pendidikan dikatakan berkualitas proses apabila proses belajar mengajar (PBM)
dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses
pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas
produk apabila peserta didik menunjukkan
tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar
sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dilihat pada hasil
belajar yang dinyatakan dalam proses akademik Kemampuan guru
dalam mengajar banyak berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan,
artinya keterlibatan guru secara langsung dalam proses belajar mengajar sangat
menentukan keberhasilan proses pendidikan. Dalam menyajikan materi pelajaran
dapat digunakan pendekatan dan metode yang dapat memudahkan siswa dalam
belajar.
Salah satu contoh dalam menyajikan
materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat digunakan metode demonstrasi.
Seorang guru diharapkan dapat menyajikan meteri dengan menggunakan metode
demonstrasi yang dapat membantu proses belajar mengajar di kelas agar penyampaian
materi lebih mudah diserap oleh siswa. Namun, tidak banyak guru yang
menggunakan dan memanfaatkan metode tersebut. Akibatnya para siswa merasa sulit
dan memerlukan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan.
Atas dasar hal tersebut dimungkinkan
karena kurang termotivasinya siswa yang disebabkan guru tidak menggunakan
metode yang kurang menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi
pelajarannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mencoba menggunakan metode demonstrasi dalam
penyampaian materi Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN 81/X Pematang Rahim kelas V semester 1 tahun ajaran 2013/2014.
Dengan harapan dapat mempermudah komunikasi antara guru dengan siswa dalam
proses mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SDN 81/X Pematang
Rahim.
Seorang siswa dalam belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laku
yang terjadi belum mampu menentukan kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil
yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk
mencapai suatu hasil belajar yang maksimal, banyak aspek yang mempengaruhinya,
di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.
Menurut Mudjino (2002:10) Belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah
belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya
kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan,
dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar
merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang
kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari
siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, siswa
mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari guru, proses
belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan
daya nalar, analisa, sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan dengan alam
dapat dimengerti. Untuk dapat mengerti Ilmu Pengetahuan Sosial secara
luas, maka harus dimulai dengan kemampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada
pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam
memahami tentang pelajaran lmu Pengetahuan sosial sangat ditentukan oleh
pemahaman konsep
Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan
sosial dalam berbagai bidang kehidupan manusia, maka perlu diperhatikan mutu
pengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang di ajarkan di tiap
jenjang dan jenis pendidikan. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan sosial, maka siswa harus menempuh proses belajar mengajar yang
baik. Belajar akan lebih berhasil bila telah diketahui tujuan yang ingin
dicapai. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan ilmu pengetahuan sosial
yang baik dan untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam proses belajar mengajar
adalah dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Yang di maksud
dengan Metode Demonstrasi ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunaka
peragaan yang di tujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar supaya semua
sisiwa lebih mudah dalam memahami materi pembelaran.
Untuk membuktikan
benar atau tidak bahwa penerapan metode demonstrasi dan
penggunaan media gambar dalam meningkatkan
hasil belajar siswa, maka penulis mencoba melakukan penelitian yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) melalui konsep perbaikan pembelajaran . hasil penelitiantersebut
disusun dalam laporan yang berjudul : “Penerapan
Metode Demonstrasi dan Penggunaan Media Gambar terhadap Pembelajaran
IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas V SDN 81/X Pematang Rahim”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah:
a. Bagaimana menerapkan metode demonstrasi yang tepat
sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran?
b. Apakah benar penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Tujuan Perbaikan
a. Untuk meningkatkan pemahanan siswa terhadap materi
pembelajaran IPS melalui penggunaan media gambar dan penerapan metode demonstrasi
di SDN 81/X Pematang Rahim.
b. Memberikan alternatif bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran agar efektif dalam penggunaan media gambar dan metode demonstrasi.
D. Manfaat Perbaikan
a. Bagi siswa, adalah sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar dan pemahamannya terhadap materi pembelajaran yang
disajikan serta mendekatkan siswa dengan lingkungan sekitarnya
b. Bagi sekolah, adalah untuk meningkatkan prestasi
sekolah melalui peningkati prestasi belajar.
c. Bagi penulis sendiri (sebagai guru) adalah untuk
menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan kemampuan
dalam mencari, menemukan, serta menyelesaikan berbagai permasalahan yang
dihadapi dalam proses pembelajaran.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi
- Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakanbarang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (Muhibbin
Syah, 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah 2000).
Metode Demonstrasi ialah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu
pada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut
dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode
Demonstran cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran
geografi, misalnya bagaiamana cara membuat peta menggunakan kompas dan meteran,
bagaimana proses kerja pengindraan jauh sehingga menghasilkan data, dan yang
lainnya.
- Aspek Yang Penting Dalam Menggunakan Metode Demonstrasi
Beberapa asfek yang penting dalam
menggunakan metode demonstrasi diantaranya:
a.
Demonstrasi akan menjadi metode
yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan
seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak
jelas.
b.
Demonstrasi menjadi kurang efektif
bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut
memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
c.
Tidak semua hal dapat di
demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang
berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
d.
Hendaknya dilakukan dalam
hal-hal yang bersifat praktis
e.
Sebagai pendahuluan, berilah
pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di demonstrasikan.
Dan adapun sebaiknya dalam
mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu mendemonstrasikan
dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan
petunjuk. Adapun dalam metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga
kekurangannya sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.
- Kelebihan metode demonstrasi
a.
Perhatian anak didik dapat di
pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati.
b.
Perhatian anak didik akan lebih
terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih
terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
c.
Dapat merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
d.
Dapat menambah pengalaman anak
didik.
e.
Bisa membantu siswa ingat lebih
lama tentang materi yang di sampaikan.
f.
Dapat mengurangi kesalah
pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
g.
Dapat menjawab semua masalah
yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara
langsung.
Setelah melihat beberapa keuntungan
dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang setudi geografi, banyak
hal-hal yang dapat di demonstrasikan seperti pembuatan peta menggunakan kompas
dan meteran.
Apabila teori pembuatan peta
menggunakan kompas dan meteran yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik,
maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murit. Dan apabila anak
didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari
langkah dari setiap gera-gerik murid tersebut, sehingga apabila ada kesalahan
atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya. Tindakan mengamati
segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam
pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik
baik bagi anak didik yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang
menyaksikannya.
- Kekurangan Metode Demonstrasi
a.
Memerlukan waktu yang cukup
banyak
b.
Apabila terjadi kekurangan
media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien.
c.
Memerlukan biaya yang cukup
mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
d.
Memerlukan tenaga yang tidak
sedikit.
e.
Apabila siswa tidak aktif maka
metode demonstran menjadi tidak efektif.
- Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi
a.
Rumuskan secara spesific yang
dapat di capai oleh siswa.
b.
Susun langkah-langkah yag akan
dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di
rencanakan.
c.
Menyipkan peralatan yang di
butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.
d.
Usahakan dalam melakukan
demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
- Peran Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Prestasi Belajar
Penggunaan metode demonstrasi mampu
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima.
Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang
benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat
menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu
dari siswa. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode
demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi
kekurangan-kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara
jelas dan mudah di pahami siswa. Dengan demikian penggunan metode demonstrasi
dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan.
Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa
akan meningkat.
B.
Media Gambar
- Pengertian Media
Media menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah alat (sarana), perantara =
penghubung. Miarso (1980) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
diri siswa. Din Wahyudin (2007:45) mengemukakan media pembelajaran adalah tehnik
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Din
Wahyudin (2007:45) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video dan
sebagainya.
Berdasarkan pendapat Miarso dan Din Wahyudin maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
- Pengertian media
gambar
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam
bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti
lukisan, potret, film, strip, proyektor (Hamalik,1980:95). Media gambar
merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa
serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Din Wahyudin, 2007:2.15).
Penemuan-penemuan dari penelitian mengenai nilai guna gambar tersebut
memiliki sejumlah implikasi bagi pengajaran yaitu :
a.
Penggunaan gambar dapat merangsang minat atau perhatian siswa
b.
Gambar yang dipilih dan diadaptasikan secara tepat, membantu siswa memahami
dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya.
c.
Syarat yang bersifat non verbal atau simbol-simbol seperti tanda panah
ataupun tanda-tanda lainnya pada gambar dapat memperjelas atau mengubah pesan
yang sebenarnya.
Menurut Nana Sudjana (2001: 68) media gambar adalah media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat meialui kombinasi
pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar. Media gambar merupakan media yang
sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari pembiayaannya termasuk
media yang murah harganya.
Berdasarkan pendapat Hamalik, Din Wahyudin dan nana Sudjana tentang
pengertian media gambar dapat ditarik Kesimpulan media gambar adalah foto atau
sejenisnya yang menampakan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah
dimengerti dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda
asli di dalam kelas. Gambar yang baik digunakan dalam pembelajaran berukuran
12x8 cm. Gambar dapat kita buat sendiri ataupun mengambil dari media yang ada.
Media visual dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi anak,
membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal abstrak yang tidak mungkin
dihadirkan di dalam kelas.
a.
Sifatnya konkrit artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
b.
Gambar tidak dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas
c.
Media gambar tidak dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
d.
Media gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan.
a.
Gambar harus realistis karena gambar yang amat rinci dengan realisme yang
sulit dipelajari sering menyganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang
seharusnya diperhatikan.
b.
Gambar harus berfungsi untuk melukiskan perbedaan konsep
c.
Warna gambar harus digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan
komponen.
a.
Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa
b.
Saat memperlihatkan gambar, usahakan gambar jangan bergerak.
c.
Perlihatkan gambar itu satu persatu agar perhatian siswa tertuju pada satu
gambar
d.
Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar, kemudian ajukan beberapa
pertanyaan sehubungan dengan gambar.
a.
Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan aan perkembangan siswa (isi,
ukuran dan warna).
b.
Soal memegang atau memperhatikan gambar usahakan gambar- gambar tersebut
jangan sampai bergerak.
c.
Hindari penggunaan gambar dalam jumlah dan jenis yang terlalu banyak, sebab
hal ini cenderung membingungkan siswa.
d.
Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar kemudian ajukan beberapa
pertanyaan langsung dengan gambar tersebut.
Jika ingin memperlihatkan gambar pada siswa tanpa pengawasan khusus dari
guru usahakan agar dapat keterangan tertulis pada bagian bawah dari gambar
tersebut. Penemuan-penemuan dari penelitian mengenai nilai guna gambar tersebut
memiliki sejumlah implikasi bagi pengajaran yaitu :
a.
Penggunaan gambar dapat merangsang minat atau perhatian siswa
b.
Gambar yang dipilih dan diadaptasikan secara tepat, membantu siswa memahami
dan mengingat isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya.
c.
Syarat yang bersifat non verbal atau simbol-simbol seperti tanda panah
ataupun tanda-tanda lainnya pada gambar dapat memperjelas atau mengubah pesan
yang sebenarnya.
- Langkah - langkah
pembelajaran dengan menggunakan media gambar menurut Suroso Widihaimoko
(2011)
a.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
c.
Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi.
d.
Guru mengelompokan siswa untuk berdiskusi
e.
Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang
memilih/menyebutkan/mengurutkan jenis gambar.
f.
Guru menanyakan alasan / dasar pengertian gambar tersebut.
g.
Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
h.
Siswa mendapat LKS dan dikerjakan berkelompok
i.
Siswa melakukan Tanya jawab antar kelompok dari hasil diskusi mengerjakan
LKS
j.
Bersama siswa guru merumuskan kesimpulan / rangkuman.
k.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
jelas.
l.
Bersama siswa mengevaluasi hasil materi dan memberikan PR kemudian salam
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu
Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 81/X Pematang Rahim, berjumlah 20
orang, laki-laki 11 orang dan perempuan 9
orang, yaitu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS.
2. Tempat Penelitian
Tempat
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 81/X Pematang Rahim Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
3. Waktu Penelitian
Perbaikan pembelajaran ini dilakukan
di kelas V SDN 81/X Pematang Rahim
Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai tanggal 19 November 2013 sampai dengan 28 November 2013 dengan perincian jadwal
sebagai berikut:
Tabel
1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran Persiklus
No.
|
Nama Siklus
|
Hari/Tanggal
|
1
|
Siklus 1
|
Selasa, 19 November 2013
|
2
|
Siklus 2
|
Jum’at, 22 November 2013
|
3
|
Siklus 3
|
Kamis, 28 November 2013
|
B. Prosedur Penelitian
1. Deskripsi Persiklus
a. Perencanaan dan Pelaksanaan
Sebagaimana
disebutkan di atas bahwa penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa siklus,
tujuannnya adalah agar pelaksanaan
perbaikan dapat terlaksana dengan baik dan sistematis sesuai dengan yang
direncanakan, untuk itu perlu disusun
struktur pembelajaran yang sistematik seperti tertera pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2
Struktur Pembelajaran Siswa Kelas
V SDN 81/X Pematang Rahim
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Tahap Pokok/
Waktu
|
Tahap
Pembelajaran
|
Contoh Kegiatan yang Dapat
Dilakukan
|
1.
Kegiatan Awal
|
Pendahuluan
|
a. Memotivasi Siswa.
b. Memberi pertanyaan tentang
materi pembelajaran sebelumnya.
c. Mengaitkan materi pembelajaran.
d. Sebelumnya dengan yang akan
dipelajari.
|
2.
Kegiatan Materi
|
Kegiatan
Inti
|
a. Menggunakan alat peraga/media
yang relevan.
b. Peragaan proses terjadinya
perubahan wujud benda.
c. Menyampaikan materi secara
sistematis.
d. Melaksnaakan perbaikan dan
pembelajaran.
|
3.
Kegiatan Akhir
|
Penutup
|
a. Membuat kesimpulan materi.
b. Memberikan tes tertulis.
|
b. Pengamatan
Selama
berlangsungnya perbaikan pembelajaran, dilakukan pengamatan, baik oleh guru
sendiri sebagai peneliti, maupun oleh teman sejawat. Hal-hal yang diamati
mencakup keseluruhan selama perbaikan pembelajaran.
c. Refleksi
Refleksi dilakukan
melalui analisis dan sistesis, serta induksi dan deduksi. Analisis dilakukan
dengan merenungkan kembali secara kejadian-kejadian atau peristiwa yang
menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan.
Dari peristiwa yang
tidak diharapkan tersebut memungkinkan munculnya pertanyaan-pertanyaan mengapa
hal itu terjadi, apa penyebabnya, serta bagaimana mengatasinya, beberapa contoh
pertanyaan tersebut misalnya:
1) Mengapa siswa tidak menanggapi pertanyaan yang
dilakukan guru?
Kemungkinan penyebab:
Pertanyaan guru terlalu
cepat dan tidak jelas
2) Mengapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS?
Kemungkinan penyebab :
a) Guru menggunakan metode ceramah saja.
b) Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang
mendukung penyampaian materi.
3) Mengapa tidak bisa menyebutkan macam-macam
organisasi dai sekolah dan di lingkungan masyarakat
Kemungkinan penyebab :
a) Guru tidak menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai.
b) Guru tidak menjelaskan mengenai pengertian
organisasi terlebih dahulu.
C.
Teknik Analisis Data
Berdasarkan data-data yang telah peneliti
kumpulkan, data tersebut dianalisis sesuai dengan komponen-komponen yang
diteliti. Setelah kita tetapkan
komponen-komponen apa sajakan yang harus kita teliti, maka langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk mengolah sebuah hasil tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Data Berbentuk Angka
a. Menetapkan skor terhadap soal-soal yang
dikerjakan siswa.
b. Melakukan penilaian terhadap kerja siswa
dari siklus 1-3 berdasarkan skor yang telah ditetapkan.
c. Memberi nilai untuk masing-masing kriteria
yang akan dinilai dengan mempedomani skor komponen-komponen, dengan mengunakan
rumus sebagai berikut:
Nilai = x 100
d. Mencari nilai rata-rata siswa dengan rumus
sebagai berikut:
M = x 100%
Keterangan :
M = Nilai
rata-rata
X = Jumlah
skor nilai siswa
N = Jumlah
siswa
e. Menganalisis nilai atau data-data yang
telah diperoleh berdasarkan rumus di atas kemudian nilai tersebut di bentuk
menjadi predikat dengan mempedomani kriteria penilaian berikut ini.
Tebel 3 Kriteria Penilaian
No.
|
Skala Keberhasilan Persentase
|
Predikat
|
1
|
81-100
|
Sangat baik
|
2
|
61-80
|
Baik
|
3
|
41-60
|
Cukup
|
4
|
21-40
|
Kurang
|
5
|
00-20
|
Kurang sekali
|
2.
Data Angket
Data yang didapat melalui angket dan
lembar observasi pada saat perbaikan pembelajaran akan dianalisis dengan
mengunakan teknik deskripsi, yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan
kejadian-kejadian persiklus dalam bentuk kalimat-kalimat untuk perbaikan
pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Dari pelaksanaan
perbaikan pembelajaran ini diperoleh dua teknik analisis data, yaitu data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa hasil
pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran. Di sini terlihat adanya
peningkatan kualitas belajar dari siklus satu ke siklus berikutnya. Perhatian
siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru makin meningkat, semangat untuk
mengikuti pelajaran pun semakin tinggi, dalam mata pelajaran IPS, suasana kelas
menyenangkan dan siswa tidak ada yang kelihatan bosan.
Sedangkan data
kuantitatif adalah data berupa perolehan latihan atau tes akhir/poster yang
didapatkan siswa pada setiap siklus pembelajaran. Berikut disajikan daftar
perolehan nilai postes dalam mata pelajaran IPS dan siklus I, siklus II, dan
siklus III.
Tabel 4
Daftar Perolehan
Nilai Tes Mata Pelajaran IPS
Siswa kelas V SDN
81/X Pematang Rahim
No
|
Nama
|
L/P
|
Perolehan
nilai
|
||
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Siklus
III
|
|||
1.
|
Adrean Saputra
|
L
|
50
|
65
|
80
|
2.
|
Agus Suriyansyah
|
L
|
50
|
60
|
75
|
3.
|
Ahmad Muuhazir
|
L
|
65
|
65
|
80
|
4.
|
Ahmad Sabarin
|
L
|
70
|
75
|
80
|
5.
|
Aisyah Mudrika
|
P
|
55
|
80
|
80
|
6.
|
Benjamin
|
L
|
70
|
75
|
75
|
7.
|
Devi
|
P
|
60
|
70
|
80
|
8.
|
Cindi Nur Aina
|
P
|
70
|
80
|
90
|
9.
|
Danu Ramanda
|
L
|
60
|
65
|
75
|
10.
|
Ilma Susanti
|
P
|
45
|
60
|
80
|
11.
|
Nova Wahyanto
|
L
|
60
|
65
|
80
|
12.
|
Leni Marlina
|
P
|
75
|
80
|
90
|
13.
|
Nur Aulia Safitri
|
P
|
55
|
70
|
80
|
14.
|
Siti Anisa
|
P
|
70
|
80
|
75
|
15.
|
Putra Ramadan
|
L
|
60
|
70
|
80
|
16.
|
Rajes
|
L
|
70
|
80
|
90
|
17.
|
Rasmi Nabila
|
P
|
60
|
70
|
75
|
18.
|
Ratri Karningsih
|
P
|
45
|
65
|
75
|
19.
|
Riandi Bastian
|
L
|
65
|
70
|
80
|
20.
|
Taufiq Rahman
|
L
|
60
|
70
|
80
|
Jumlah
|
1215
|
1415
|
1600
|
||
Nilai
Rata-rata
|
60,75
|
70,75
|
80,00
|
||
Jumlah
Siswa yang memperoleh Nilai 0-45
|
2
|
0
|
0
|
||
Jumlah
Siswa yang memperoleh Nilai 50-65
|
12
|
7
|
0
|
||
Jumlah
Siswa yang memperoleh Nilai 70-100
|
6
|
13
|
20
|
||
Jumlah
Persentase
|
30%
|
65%
|
100%
|
Untuk lebih
lanjutnya mengenai rincian dari data tersebut di atas, di bawah ini ditampilkan
grafik perolehan nilai tes mata
pelajaran IPS kelas V SDN 81/X Pematang Rahim.
Gambar 1
Grafik Rentang Perolehan Nilai
Tes Mata Pelajaran IPS
Kelas V SDN 81/X Pematang Rahim
Sementara itu, dari
tabel di atas diperoleh pula data mengenai peningkatan nilai rata-rata kelas
dari siklus satu ke siklus berikutnya. Di bawah ini ditampilkan gambar grafik
nilai rata-rata tersebut.
Gambar 2
Grafik Nilai Rata-rata Mata
Pelajaran IPS
Kelas V SDN 81/X Pematang Rahim
B.
Pembahasan
Dari tabel 4 di atas terlihat bahwa
pada siklus 1 dari 20 orang siswa untuk mata pelajaran IPS, siswa yang memperoleh
nilai 70 ke atas hanya 6 orang siswa atau 30% dan rata-rata nilai adalah 60,75.
Sedangkan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas meningkat
menjadi 13 orang (65%) dengan rata-rata nilai 70,75. Selanjutnya untuk siklus
III atau terakhir, seluruh siswa memperoleh nilai 70 ke atas, yaitu sebanyak 20
orang (10%)
dengan rata-rata nilai 80, ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru telah mengalami perbaikan pula. Hal ini didorong
oleh cara penyajian materi, metode, dan penggunaan media yang sesuai.
Berdasarkan kajian
teori dan pendapat-pendapat yang mendukung, segala bentuk temuan-temuan dibahas
oleh peneliti dibantu oleh teman- sejawat sebagai pengamat dan
pembimbing/supervisor. Dari hasil pembahasan tersebut diperoleh suatu
pengalaman bahwa penggunaan metode yang
kurang bervariasi akan menimbulkan kebosonan
terhadap siswa. Di samping itu pula jika suatu pembelajaran berlangsung
tanpa menggunakan media yang tepat dapat menilmbulkan kesalahan dalam
memahami konsep-konsep pada materi pembelajaran.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas V SDN 81/X Pematang Rahim Kabupaten Tanjung Jabung Timur mulai
tanggal 19 November 2013 sampai dengan 28 November
2013, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada Mata Pelajaran IPS materi menunjukan jenis,
persebaran, dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi.
Kemudian penggunaan metode demontrasi dapat membantu
siswa yang belum paham tentang materi yang disampaikan guru dapat menambah
pemahaman dengan temannya.
Peningkatan terlihat
bahwa pada siklus 1 dari 20 orang siswa untuk mata pelajaran IPS, siswa yang
memperoleh nilai 70 ke atas hanya 6 orang siswa atau 30% dan rata-rata nilai adalah 60,75.
Sedangkan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas meningkat
menjadi 13 orang (65%) dengan rata-rata nilai 70,75. Selanjutnya untuk siklus
III atau terakhir, seluruh siswa memperoleh nilai 70 ke atas, yaitu sebanyak 20
orang (10%)
dengan rata-rata nilai 80.
B. Saran
Penggunaan media gambar dan penggunaan metode demonstrasi
yang sesuai sebaiknya juga dilaksanakan pada pembelajaran materi atau mata pelajaran yang lain.
Tahap perkembangan anak usia
sekolah dasar masih dekat dengan masalah-masalah yang bersifat konkret, oleh sebab itu
penanaman suatu konsep akan lebih
efektif dengan kegiatan-kegiatan yang dekat dengan dunianya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Sri. 1987. Strategi Belajar Mengajar.
Karunika. Jakarta
Dapdikbud. 1997. Perangkat Pembelajaran.
Dikdasmen. Jakarta
Djahri, Kosasih. 1996. Metoda dan Media Penyajian
Materi. Liberty. Jakarta
Purwanto, Ngalim. 2986. Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Karya. Bandung
P.Hisnu Tantya.2008 Ilmu Penngetahuan Sosial Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Sinar Baru. Bandung
Syarif, Ismet. 1984. Administrasi Sekolah.
Depdikbud. Jakarta
Forijad.
1989. Penelifian dan Evaluasi.Belajar. Jakarta: Karya Bersama.
Hamalik,
Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung: CV. Alumni.
Wahyono.1996.Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta Depdikbud.
Wahyudin, Din. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.